Beritanews9.id || SIDOARJO – RSUD R.T Notopuro kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak, dengan menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk “Kesehatan Ibu dan Anak Selama Masa Kehamilan” di Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (15/04/2025).
Sosialisasi dihadiri oleh Camat Gedangan, Puskesmas setempat, puluhan kader kesehatan desa, serta perwakilan para ibu hamil dari 15 desa di wilayah tersebut.
Kegiatan edukatif ini menjadi bagian dari upaya promotif dan preventif yang diusung RSUD R.T. Notopuro dalam rangka menekan angka kematian ibu dan bayi, serta mengurangi prevalensi stunting yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia, termasuk di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Acara dibuka dengan sambutan Camat Gedangan, Inneke Dwi Setiawati, yang menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Ia menegaskan bahwa edukasi langsung kepada masyarakat sangat krusial dalam membangun kesadaran serta mendorong perubahan perilaku menuju hidup sehat.
“Ini adalah langkah nyata yang sangat kami dukung. Edukasi seperti ini sangat penting, tidak hanya untuk ibu hamil, tapi juga bagi seluruh masyarakat agar memahami pentingnya perencanaan kehamilan, pola makan seimbang, dan pemeriksaan rutin sebagai upaya mencegah komplikasi selama kehamilan,” ujar Inneke.
Sesi pemaparan materi diisi oleh dua dokter spesialis dari RSUD Notopuro, yakni dr. Harvey Alvin Hartono, Sp.OG, dan dr. Virany Diana, Sp.A(K).
Dalam penyampaiannya, dr. Harvey menekankan betapa pentingnya persiapan kehamilan sejak dini, mulai dari aspek fisik, mental, hingga pemeriksaan medis awal atau screening.
“Kehamilan sehat bukan hanya soal nutrisi dan periksa ke dokter, tapi juga soal kesiapan secara mental dan pengetahuan terhadap risiko. Salah satu yang kami tekankan adalah meningkatnya angka kehamilan pada usia remaja. Ini sangat berbahaya, karena berisiko tinggi bagi ibu maupun bayi, serta berkontribusi terhadap angka kematian ibu dan stunting,” papar dr. Harvey.
Ia juga mengungkapkan bahwa tiga penyebab utama kematian ibu di Indonesia yakni pendarahan, hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia), dan infeksi—sebenarnya bisa dicegah jika ada kesadaran untuk memeriksakan diri sejak sebelum hamil.
“Kehamilan pada usia terlalu muda atau terlalu tua akan meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan stunting. Oleh karena itu, penting bagi calon orang tua dan remaja untuk memahami ini, agar generasi Indonesia ke depan tidak terhambat kualitas kesehatannya,” tegasnya.
Sementara itu, dr. Virany Diana, Sp.A(K), memaparkan fasilitas-fasilitas unggulan yang dimiliki RSUD R.T. Notopuro dalam mendukung kesehatan ibu dan anak.
“Kami sudah memiliki layanan komprehensif untuk ibu dan bayi, mulai dari pelayanan poli anak, ruang UGD khusus ibu dan anak, hingga ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) yang telah dilengkapi dengan delapan ventilator, sepuluh CPAP, dan empat belas inkubator,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi adalah keterlambatan penanganan akibat minimnya pemahaman masyarakat terhadap tanda-tanda bahaya.
“Melalui sosialisasi ini, kami ingin masyarakat tahu lebih awal, bahwa gejala-gejala kecil jangan diabaikan. Jangan sampai baru datang ke rumah sakit ketika kondisi sudah parah. Pencegahan dan deteksi dini jauh lebih penting daripada penanganan akhir,” tambah dr. Virany.
Ia juga menekankan bahwa kehamilan sehat tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu, tetapi juga keluarga dan lingkungan sekitar. Dukungan dari pasangan, keluarga, hingga kader kesehatan sangat penting dalam menjaga kesejahteraan ibu dan anak selama masa kehamilan dan setelah melahirkan.
Kepala Bagian Perencanaan dan Pemasaran RSUD R.T. Notopuro, dr. Muhammad Atto’illah, menyampaikan bahwa kegiatan ini akan terus bergulir ke kecamatan lain pindah lagi di kecamatan yang lainnya. (Sult/nik)