Beritanews9.id || SIDOARJO – Rumah dua warga kurang mampu Kecamatan Tarik mendapat perhatian Bupati Sidoarjo H. Subandi. Rumah tersebut milik Nur Hayati warga Dusun Tempuran Desa Tarik dan Toyah warga Dusun Kedung Kunter Desa Kedungbocok Kecamatan Tarik. Siang tadi, Minggu, (31/8), ia mendatangi rumah dua warga Kecamatan Tarik tersebut. Ia akan pastikan perbaikannya. Pasalnya dua rumah itu masuk kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Bupati H. Subandi mengatakan renovasi akan segera dilakukan. Namun akan dihitung terlebih dahulu apa saja kerusakannya. Jika perbaikannya cukup dengan dana Rp. 25 juta maka akan ditangani Baznas Sidoarjo. Jika tidak, maka perbaikan akan dilakukan Pemkab Sidoarjo dengan anggaran sebesar Rp. 30 juta.
“Nanti kita lihat, kalau Baznas mampu akan dikerjakan Baznas dengan dana perbaikan Rp. 20 sampai Rp. 25 juta, kalau tidak mampu kita berikan bantuan dari Pemda sebesar Rp. 30 juta, nanti kita crosscek dulu,” ujarnya.
Bupati H. Subandi menyampaikan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berkomitmen menyelesaikan perbaikan RTLH. Ia ingin seluruh warga Sidoarjo dapat tinggal di rumah yang nyaman dan aman. Rumah yang benar-benar layak ditempati. Tidak bocor saat hujan dan memiliki kamar mandi yang layak.
“Pemerintah akan terus turun, jangan sampai ada warga kita yang rumahnya tidak layak huni karena pemerintah tidak hadir,” ucapnya.
Bupati H. Subandi berharap seluruh stakeholder mendukung program perbaikan RTLH. Camat dan Kades dapat mengawal perbaikannya. Ia yakin program perbaikan RTLH dapat berjalan baik dengan kolaborasi dan koordinasi yang baik semua pihak.
“Nanti dikawal pak Kades biar rumahnya beliau segera diperbaiki,” ucap bupati usai melihat rumah Nur Hayati warga Dusun Tempuran Desa Tarik.
Sementara itu Nur Hayati merasa bersyukur rumahnya memperoleh program perbaikan RTLH. Dikatakannya sudah bertahun-tahun rumahnya dalam kondisi rusak. Atapnya kerap kali bocor saat hujan turun. Bahkan beberapa kayu penyangga atap rumah sudah patah. Hal tersebut sangat dikhawatirkannya jika sampai roboh. Oleh karenanya ia sangat berharap rumahnya segera diperbaiki.
“Seneng sekali, sudah lama rusak,”ucapnya singkat.
Nur Hayati mengatakan kondisi rumahnya seperti itu sudah lebih dari 10 tahun. Bahkan kamar mandi yang layak tidak dimilikinya. Hanya ember plastik untuk menampung air yang digunakannya saat akan mandi. Niat untuk memperbaiki rumahnya bersama suaminya tidak pernah terwujud. Kondisi ekonomi keluarganya yang menghalanginya. Pekerjaaan serabutan yang dilakukan suaminya saat masih hidup hanya cukup untuk makan bersama tiga orang anaknya. Apalagi sejak ditinggal suaminya meninggal sembilan tahun yang lalu. Kondisi tersebut benar-benar membuatnya tidak mampu mewujudkan rumah yang layak untuk ditinggalinya bersama anak-anaknya. Bahkan saat ini dirinya juga habis terkena stroke.“Kamar mandi di bak (ember),”ujarnya. (Git/mas)