Beritanews9.id || SIDOARJO – Pemkab Sidoarjo menggelar Job Fair Insklusif Hybrid di gedung serbaguna GOR Sidoarjo selama dua hari, mulai tanggal 21-22 Oktober 2025. Terdapat sepuluh perusahaan di Kabupaten Sidoarjo yang ikut. Total mereka menyediakan 108 lowongan pekerjaan bagi penyandang disabilitas.
Dihari pertama pelaksanaannya terdapat 150 orang penyandang disabilitas yang ikut dalam bursa kerja terbuka tersebut. Mereka telah mendaftarkan diri pada akun siap kerja milik Pemkab Sidoarjo. Di akun https://siapkerja.sidoarjokab.go.id/ tersebut mereka mengajukan lamaran pekerjaannya. Di akun itu juga mereka dapat memilih lowongan pekerjaan yang disediakan berbagai perusahaan.
Pagi tadi, Job Fair Insklusif Hybrid dibuka oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Sidoarjo Ainun Amalia mewakili Bupati Sidoarjo H. Subandi, Selasa, (21/10). Ketua DPRD Sidoarjo Abdilah Nasih turut hadir dalam kegiatan tersebut. Kepala Dinas Tenaga Kerja Sidoarjo Ainun Amalia mengatakan Job Fair Insklusif Hybrid merupakan wujud nyata komitmen bersama dalam kesetaraan kesempatan kerja bagi seluruh masyarakat. Disampaikannya tidak sedikit penyandang disabilitas mampu membuktikan dirinya dengan kesuksesan. Mereka mampu berprestasi dan berkontribusi secara signifikan diberbagai bidang. Termasuk didalam dunia kerja yang penuh dengan persaingan.
“Kita percaya setiap individu termasuk teman-teman penyandang disabilitas memiliki potensi, semangat dan kemampuan yang luar biasa untuk berkontribusi dalam dunia kerja,”ucapnya
Ainun mengungkapkan Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT masih menjadi isu yang sangat krusial. Berdasarkan data BPS, angkat TPT di Kabupaten Sidoarjo mengalami penurunan 1,56 persen. Dari 8,05 persen di tahun 2023 menjadi 6,49 di tahun 2024. Tahun 2025 ini Pemkab Sidoarjo menargetkan angka TPT di Kabupaten Sidoarjo menjadi 5,40 persen.
“Meski angka tersebut menunjukkan perbaikan namun terdapat kesenjangan keterampilan antara kebutuhan industri dengan kompetensi angkatan kerja lokal,”ucapnya.
Masih dikatakan Ainun, bahwa pekerja informal dan keterbatasan akses bagi penyandang disabilitas juga masih menjadi isu saat ini. Sebagain besar penyandang disabilitas daerah masih bekerja disektor informal atau bergabung pada usaha kecil keluarga. Keterbatasan fasilitas publik dan sarana kerja yang ramah disabilitas serta masih adanya stigma sosial menjadi penghambat utama penyelesaiannya. Hal itu menunjukkan bahwa kelompok rentan belum sepenuhnya mendapatkan akses yang setara.
“Oleh karena itu tantangan bersama kita hari ini adalah menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, ramah dan adaktif agar potensi mereka dapat berkembang secara maksimal,”ucapnya.
Oleh karenanya ujar Ainun perlu disusun kebijakan strategis berupa road map pasar kerja yang meng harus utamakan inklusifitas, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan diskriminasi serta penyediaan fasilitas ramah disabilitas ditempat kerja. Hal itu akan menjadi landasan penting bagi Kabupaten Sidoarjo untuk mewujudkan pembangunan ketenagakerjaan yang berkeadilan, produktif dan berkelanjutan. Menurutnya implementasi kebijakan strategis tersebut menuntut pembagian peran yang jelas. Pemerintah daerah sebagai regulator dan fasilitator, dunia usaha dan industri sebagai penyerap tenaga kerja inkusif, komunitas disabiltas sebagai mitra advokasi dan pendamping serta perguruan tinggi sebagai penyedia riset, inovasi dan pelatihan vokasi.
“Kolaborasi multi pihak ini diharapkan mampu menutup kesenjangan keterampilan atau skill gap, memperluas akses kerja bagi kelompok rentan, serta memperkuat daya saing ekonomi daerah,”ucapnya
Terakhir ia berharap kegiatan seperti ini menjadi momentum awal dari kolaborasi berkelanjutan dalam membangun dunia kerja yang adil, inklusif, berkeadilan sosial bagi semua. Selain itu akan mendorong kesempatan kerja setara, mengurangi diskriminasi, serta memperbaiki aksesibilitas fasilitas kerja.
“Kita juga berharap Kabupaten Sidoarjo dapat menjadi contoh daerah yang progresif dalam mengintegrasikan prinsif inkluisitas di dalam pembangunan daerah,”ucapnya.
Sementara itu Ketua DPRD Sidoarjo Abdilah Nasih mengatakan Job Fair Insklusif merupakan kegiatan yang luar biasa. Kegiatan yang baru pertama dilakukan itu merupakan bentuk perhatian Pemkab Sidoarjo terhadap kesejahteraan penyandang disabilitas.
“Alhamdulilllah kami di DPRD juga di akhir tahun 2024 kemarin memberikan kado manis kepada sahabat-sahabat kita dengan diterbitkannya Perda tentang penghormatan dan perlindungan disabilitas, Perda Nomer 11 tahun 2024,”ucapnya.
Dikatakannya penyandang disabilitas juga memiliki hak-hak yang sama sebagai warga negara. Mereka juga harus mendapatkan penghormatan dan perlindungan. Ia juga yakin setiap manusia terlahir dengan kelebihannya masing-masing. Oleh karenanya tidak pantas terbesit sikap membeda-bedakan.
“Untuk itu kami memberikan apresiasi yang luar biasa kepada perusahaan-perusahaan yang hari ini memberikan partisipasinya, membuka lowongan pekerjaan bagi sahabat-sahabat kita penyandang disabilitas untuk memperoleh pekerjaan,”ucapnya.
Abdilah Nasih berharap semakin banyak perusahaan di Sidoarjo yang juga menyediakan lowongan pekerjaan bagi penyandang disabilitas. Ia yakin perusahaan seperti ini bukan hanya mendapatkan tenaga kerja yang diinginkan, namun juga mendapatkan berkah telah menerima penyandang disabilitas.
“Semoga job fair inklusif ini tidak diselenggarakan tahun ini saja, kami juga akan berkomitmen tahun 2026 nanti, job fair khusus bagi penyandang disabilitas ini harus diperbanyak bukan hanya untuk job fairnya namun juga untuk pelatihan-pelatihannya kepada mereka,”ucapnya. (Ali news)